Soal-Jawab
Seputar Belajar Bahasa Arab
Oleh:
Shofhi Amhar, S.Th.I
Apa pentingnya mempelajari Bahasa
Arab?
Mempelajari bahasa Arab sangat
penting, karena Bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai
bahasa Alquran. Sebagai orang Arab, Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi
wasallam juga bertutur dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari
Alquran dan Hadis (Sabda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam)
tidak dapat sempurna kecuali dengan mempelajari bahasa Arab. Mempelajari Alquran
dan Hadis dengan menggunakan bahasa Arab bagaikan melihat panorama alam yang
indah secara langsung, sedangkan mempelajari Alquran dan Hadis tanpa menguasai
bahasa Arab, hanya melalui terjemahan saja, itu seperti melihat panorama
keindahan alam melalui foto. Tentu jelas bedanya.
Apa saja yang perlu dipelajari dari
Bahasa Arab?
Kemahiran bahasa itu ada empat: berbicara
(takallum), menulis (kitâbah), memahami perkataan lisan (fahmul
masmû’), serta memahami tulisan (fahmul maqrû`). Empat kemahiran ini
perlu dimiliki. Akan tetapi, untuk kepentingan memahami Alquran dan Hadis, yang
paling pokok untuk dikuasai adalah kemampuan memahami perkataan lisan dan
tulisan (fahmul masmû’ wal maqrû`). Fahmul masmû’ wal maqrû` sendiri,
terlebih dalam kaitannya dengan penggalian makna-makna serta
rahasia-rahasia Alquran dan Hadis, membutuhkan dasar-dasar kaidah ilmu bahasa
Arab. Ilmu tentang kaidah-kaidah Bahasa Arab inilah yang sangat perlu untuk
dikuasai dalam rangka memahami Alquran dan Hadis lebih dalam.
Apa saja kaidah-kaidah Bahasa Arab
itu?
Kaidah-kaidah Bahasa Arab dibagi
menjadi banyak cabang. Namun yang paling mendasar adalah ilmu sharf (morfologi)
dan nahwu (gramatika). Ilmu sharf adalah ilmu yang
mempelajari susunan dan cara membaca huruf dalam kata beserta maknanya.
Sedangkan ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari susunan kata
dalam kalimat beserta kedudukan kata tersebut dan maknanya.
Jika harus memilih, mana yang
sebaiknya dikuasai terlebih dahulu, Ilmu Sharf atau Ilmu Nahwu?
Dari dua cabang ilmu Bahasa Arab itu,
secara prioritas, yang lebih dulu perlu dikuasai adalah ilmu sharf, karena
berkaitan dengan penguasaan kosakata Bahasa Arab (mufradât). Orang-orang
yang menguasai ilmu sharf bisa menguasai kosakata berkali-kali lipat lebih
banyak dibandingkan orang-orang yang tidak menguasainya.
Bukankah menguasai kosakata juga
penting?
Ya. Bukan hanya penting, bahkan
sangat penting. Namun, menguasai kosakata bisa dilakukan dalam kerangka
pembelajaran ilmu sharf. Jadi, mempelajari ilmu sharf tetap bisa
dijadikan prioritas. Bahkan, penguasaan ilmu sharf sangat menunjang
penguasaan kosakata. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, siapapun yang
menguasai ilmu sharf bisa melejit dalam penguasaan kosakata.
Bagaimana cara mempelajari ilmu sharf?
Caranya adalah dengan mempelajari
pola-pola kata. Pola-pola kata itu bisa dikenali dengan memahami akar katanya,
imbuhannya, sisipannya, dan juga akhirannya, beserta syakal dan pengaruhnya
masing-masing terhadap makna kata tersebut.
Buku apa yang bagus digunakan untuk
mempelajari ilmu ini?
Saya belajar ilmu sharf pertama
kali dengan menghafal pola-pola kata dalam buku al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah.
Saya ingin menyebutkan, Bapak saya adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan buku yang luar biasa ini. Semoga Allah melimpahkan pahala yang
terus mengalir kepada beliau karena jasanya tersebut.
Di bawah bimbingan Bapak, saya hanya
mampu menghafalkan satu bab dari buku luar biasa yang juga disebut buku Tasrifan
tersebut. Namun, manfaat dari menghafalkan timbangan-timbangan kata beserta
contoh-contohnya itu bisa saya rasakan. Terlebih saat di akhir masa kuliah saya
sempat mondok dengan bimbingan Ustadz Abdurrahim yang mengharuskan para
santrinya menghafal buku ini.
Bukunya tebal?
Tidak. Justru bukunya sangat tipis.
Apakah mempelajarinya harus dengan dihafal?
Ya, sebaiknya dihafal. Akan tetapi,
proses pembelajaraan yang hanya melulu menghafal berpeluang lebih cepat membuat
jenuh. Tanpa ada upaya untuk menjelaskan faidah dari materi hafalan, orang akan
merasa apa yang dilakukannya tidak ada manfaatnya. Padahal manfaatnya besar.
Lalu apa solusinya?
Solusi utamanya adalah tekad,
kemauan, dan kesungguhan. Setiap kali semangat mengendur, ingatlah tentang
pentingnya menuntut ilmu, manfaat menguasai bahasa Arab, kebutuhan kita untuk
memahami Alquran dan Hadis, serta tak kalah pentingnya adalah ikut serta
melestarikan dan membudayakan bahasa ini di tengah-tengah kaum muslimin.
Adakah solusi yang lebih bersifat
metode?
Banyak metode belajar Bahasa Arab yang
saat ini dikembangkan oleh para praktisi yang menggeluti dunia Bahasa Arab.
Semuanya bisa dicicipi. Saya pribadi lebih memilih untuk mengembangkan buku
semodel al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah, tetapi dengan gaya pembelajaran
membaca Alquran, semacam buku Iqra`, Qirâatî, dan sebagainya. Jadi,
dengan metode itu, saya membayangkan belajar ilmu sharf bisa semudah belajar
membaca Alquran dengan metode-metode yang saat ini berkembang.
Untuk tujuan itu, saya telah menyusun
satu contoh modul pembelajaran ilmu sharf. Saya memberinya judul Tawsî’
al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah (Perluasan al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah).
Modul sederhana itu telah saya perkenalkan di kelas bahasa Arab dewasa yang
saya ampu. Tanggapannya positif. Para peserta belajar tidak merasa berat
mempelajarinya.
Apakah metode itu ditujukan untuk orang
dewasa saja?
Tidak. Saya merancang modul tersebut
untuk semua orang yang sudah mengenal dan bisa membaca huruf hijaiyyah. Semua bisa
memakai metode ini.
Idealnya berapa tahun seseorang bisa
mulai belajar dengan metode ini?
Anak Taman Pendidikan Alquran (TPA)
biasanya sudah bisa membaca Alquran dengan baik di usia berapa tahun? Itu saja
patokannya. Kalau dia sudah pernah khatam Alquran, itu lebih bagus. Atau kalau mau
pakai patokan umur, kelas 1 SMP, katakanlah, seharusnya sudah mulai belajar kaidah-kaidah
sharf.
Saya dengar banyak anak-anak TPA yang
tidak lagi meneruskan belajar setelah khatam Alquran. Saya berharap modul kami
ini bisa menjadi alternatif pembelajaran lanjutan bagi anak-anak yang sudah memasuki
Alquran. Lebih dari itu, saya berharap modul ini bisa menjadi salah satu solusi
bagi siapapun yang berkeinginan untuk belajar bahasa Arab mulai dari dasar
sekali.
Wallâhu A’lamu
Sedayu, Rabu, 27 Dzulhijjah 1437
H/29 September 2016 M 15.56 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar