Halal dan Haram Menurut Ateis (1)
Pengantar
Berikut
ini adalah dialog dengan para ateis. Melalui dialog ini, saya mencoba mencari
beberapa keterangan dari tangan para ateis sendiri tentang aturan.
Dialog-dialog ini memberitahu saya bahwa sangat wajar jika ateis itu adalah
orang yang tidak memiliki aturan yang jelas di dalam hidupnya, baik bagi diri
sendiri, apalagi bagi orang lain. Memang idealnya mereka tidak mau diatur,
namun juga sekaligus mereka tidak berhak mengatur orang lain, termasuk jika
orang lain itu mengatur mereka.
Shofhi Amhar
Apakah ateis mengenal halal (alternatif: boleh)
dan haram (alternatif: tidak boleh)? Berdasarkan apa?
Like · ·
Share · Unfollow Post · 21 November at 19:44 · Edited
9 people like this.
This comment has been hidden.
Unhide
Report
Block Vjar
Give Vjar feedback
Sadam Yakusa Biarno ateis mengenal
apa yang dipikirkannya. karena mereka menTuhankan Akal.
21 November at 19:49 · Like
Shofhi Amhar Semoga ada yang bermoral di
sini. Saya blokir @Kepan Vjar.[1]
21 November at 19:50 · Like
Dindin Miftah Brarti ateis tda pnya than
salah d0nx, kalau mrka men tuhan kan akal.
21 November at 19:55 via mobile · Like
Sadam Yakusa Biarno Tuhan itu sesuatu yang
diyakini.. dan mereka meyakini akal sbagai sesuatu yg benar.
21 November at 19:58 · Like
Shofhi Amhar Jadi, apa jawabannya?
21 November at 20:00 · Like
Akbar Fals klaw aku mengganti kata halam
haram dengan kata salah dan benar. Contoh memakan daging babi itu tidak baik
(salah) karna dalam daging babi terdapat hewan kecil yg tidak dapat mati walau
sudah digoreng/ dibakar dan hewa kecil itu juga berbahaya bagi tubuh manusia.
21 November at 20:05 · Edited · Like
Yamada Takayuki Nyimak ah..
21 November at 20:06 via mobile · Like
Sadam Yakusa Biarno So??
21 November at 20:08 · Like
Zed percaya halal dan haram? gak. saya
percaya sebab akibat.
21 November at 20:08 · Like · 2
Zed Sadam Yakusa Biarno menuhankan akal?
jgn ngarang
21 November at 20:09 · Like
Elnino Ianone ilmu pengetahuan...
21 November at 20:10 · Like
Meta Andri Setiawan Ateis menuhankan akal
<-- aja="" ateis="" bukan="" jawab="" jelas="" p="" yg="">-->
21 November at 20:10 via mobile · Like
Sadam Yakusa Biarno percaya sebab akibat
karena apa ? olah akal kan???
21 November at 20:10 · Like
Zed Elnino Ianone bukan juga. ateis= ga
percaya tuhan. thats it
21 November at 20:12 · Like
Zed Sadam Yakusa Biarno gak selalu,
seringnya karena pengalaman.
21 November at 20:12 · Like
Meta Andri Setiawan Percaya orang bisa
belah laut gak pake akal kah?
21 November at 20:13 via mobile · Like · 1
Rudy Hermanto gila... langsung keluarin
jurus sakti blokir ..
wakakakakkaka
21 November at 20:13 · Like
Sadam Yakusa Biarno pengalaman terekam
dalam memori, satu kesatuan dgn akal.
21 November at 20:14 · Like
Akbar Fals Apa Benar, Bukan Nabi Musa Yang
Membelah Laut Merah?
Nabi Musa sebenarnya tidak membelah Laut Merah.
Air laut terbelah karena hembusan angin kuat sehingga mendorong air seperti
dijelaskan kitab suci.
Setidaknya itulah yang diyakini oleh Carl Drew,
dari tim National Center for Atmospheric Research dan University of Colorado AS
Menurut simulasi komputer pada studi pengaruh
angin terhadap air menunjukkan, angin dapat mendorong air pada titik di mana
sungai bisa menyatu dengan laguna, kata tim NCAR.
“Simulasi ini mendekati penjelasan kitab-kitab
suci,” kata pemimpin studi ini, Carl Drews dari NCAR.
“Terbelahnya Laut Merah bisa dipahami melalui
dinamika fluida. Angin menggerakkan air sehingga menciptakan jalan tersebut.”
Pembelahan air laut ini merupakan kisah yang
terjadi 3.000 tahun lalu. Kala itu Nabi Musa memimpin Bani Israel keluar dari
Mesir, seiring kejaran tentara Firaun.
Dalam cerita di Al Quran dan Injil, dalam
pengejaran tersebut tiba-tiba Laut Merah terbelah sehingga memungkinkan Musa
dan Bani Israel menyeberangi laut dengan selamat.
Namun ketika pasukan tentara Firaun menyeberang,
seketika itu pula air laut kembali menyatu dan menenggelamkan ribuan tentara
Firaun.
Drew dan rekannya mempelajari bagaimana topan
Samudera Pasifik dapat mempengaruhi kedalaman air.
Tim Drew menunjuk situs bersejarah di selatan Laut
Mediterania, namun kondisi formasi tanahnya sudah berbeda.
Model formasi yang sesuai terdapat di Sungai Nil
dengan formasi ‘U’. Di sungai tersebut terdapat angin yang bisa berhembus
dengan kecepatan 63 mph selama 12 jam tanpa berhenti dan dapat mendorong air
berkedalaman 6 kaki (1,8 meter).
“Jembatan darat ini memiliki panjang 3-4 km dan
lebar 5 km, jembatan ini terbuka selama empat jam,” ujar tim ini dalam jurnal
Public Library of Science PLoS ONE.
“Banyak orang takjub akan cerita ini,” kata Drew.
“Studi ini menunjukkan terbelahnya Laut Merah
merupakan bagian dari dasar hukum fisika.”.
Dasar Legenda Timur Tengah yang tidak mempunyai
dasar pengetahuan yang jelas, dan tidak logis.
21 November at 20:14 · Like
Irsan Yanuar Halal itu yg bermanfaat, haram
itu yg merusak.
21 November at 20:14 via mobile · Like · 1
Sadam Yakusa Biarno jelaslah bukan nabi
musa yg membelah laut. itu kan kerjanya alam yg diperintahkan Tuhan.
21 November at 20:17 · Like
Zed ya elah amerika dipercaya
21 November at 20:20 · Like
Bulan Sabit carl draw disuruh membelah laut
bisa gk ya??? #senyum
21 November at 20:20 via mobile · Like
Ada Dong haram itu terlarang, misalnya
mengkafirkan sesama manusia, memperbudak sesama manusia, menikahi anak kecil,
menipu org dengan mengatakan tuhan ada tanpa bukti.
21 November at 20:22 via mobile · Like · 2
Sadam Yakusa Biarno kejadian masa lampau
dapat dijelaskan oleh sains. krena Tuhan tidak sembarang menciptakan
"ADA"
21 November at 20:22 · Like
Akbar Fals setidak'a pemikiran mereka masih
logis
21 November at 20:23 · Like
Ada Dong nabi mu aja gak bisa, eh allah swt
mu aja gak bisa membelah laut, kok malah nanya apa org biasa bisa membelah
laut. otak luh dikemanain sih? @bulan sambit
21 November at 20:24 via mobile · Edited · Like ·
2
Bulan Sabit membelahnya kbetulan pas
tongkatnya dipukulin ke laut ya?? #ngakak
21 November at 20:25 via mobile · Like
Sadam Yakusa Biarno haram itu punya makna.
jangan sembarang menggunakan(menuhankan) akal.
21 November at 20:28 · Like
Sadam Yakusa Biarno haram itu punya makna.
jangan sembarang menggunakan(menuhankan) akal.
21 November at 20:28 · Like
Shofhi Amhar //haram itu terlarang,
misalnya mengkafirkan sesama manusia, memperbudak sesama manusia, menikahi anak
kecil, menipu org dengan mengatakan tuhan ada tanpa bukti.// berdasarkan apa,
mas Ada Dong?
21 November at 20:28 · Like · 1
Shofhi Amhar //Halal itu yg bermanfaat,
haram itu yg merusak.// contohnya apa dan berdasarkan apa, pak Irsan Yanuar?
21 November at 20:29 · Like
Shofhi Amhar //percaya halal dan haram? gak.
saya percaya sebab akibat.// halal itu intinya: boleh lakukan. haram itu
intinya: jangan lakukan. apakah ateis seperti anda tidak mengenal konsep
demikian, mas Zed? dan hanya mengakui sebab akibat?
21 November at 20:31 · Like
Shofhi Amhar Yang lain ndak pada nyambung
nih. Padahal grup ini punya aturan. Adminnya jangan ikut-ikutan ndak nyambung
lah.
21 November at 20:32 · Like
Irsan Yanuar Berdasarkan akal sehat.
21 November at 20:32 via mobile · Like
Anta Reza kata ateis? Emang gw percaya ma
haram halal..lol ah xixixi
21 November at 20:34 via mobile · Like · 1
Shofhi Amhar Contohnya, pak Irsan Yanuar?
Maksud saya, supaya jelas dan ada realitasnya. Akal sehat sendiri, itu yang
bagaimana? Banyak orang yang mengaku "berdasarkan akal sehat". Bahkan
kaum bertuhan juga menyatakan demikian.
21 November at 20:37 · Like
Pelangi Dihatiku Bicara halal dan haram,
agama yang cuma bisa bicara halal dan haram sekarang makin kacau, kata halal
dan haram dijadikan mainan seenak hati, coba berapa banyak kasus perubahan dari
halal menjadi haram , dari haram jadi halal? Umatnya jadi bingung sendiri,
halal atau haram, rebonding, duduk ngangkang, merokok, kepiting aja sekarang
udah berubah jadi halal, dulu dikatakan haram karena hidup didua alam, kok
sekarang bisa jadi halal? Kenapa hanya babi yang jadi fokus utama, orang islam
paling suka menghina pemakan daging babi, padahal kata muhamad yang haram bukan
babi aja, anjing juga haram, hewan yang bertelingan tegak, hidup didua alam
juga haram , tapi kenapa hanya babi yang paling sering dibahas umat islam?
21 November at 20:37 via mobile · Like
Irsan Yanuar Contohnya. Mencuri. Apakah itu
halal atau haram?
21 November at 20:43 via mobile · Like
Ada Dong hal itu masih ditanyakan? gak bisa
dipercaya
21 November at 20:43 via mobile · Like
Ada Dong berdasarkan kerugian pada nilai
kemanusiaan, itu gak ada yah diajarkan di agama kalian? ckckckck kasian
21 November at 20:45 via mobile · Like
Irsan Yanuar ^maksud saya unt latihan akal
sehat unt Shofhi Amhar.
21 November at 20:45 via mobile · Like
Jajang Mulyana berdasarkan akal sehat...
tapi boker sembarangan, kawin dengan anjing,
sesama jenis, meyakini monyet sebagai nenek moyang.
21 November at 20:46 · Like
Shofhi Amhar salah kamar bu Pelangi
Dihatiku. topiknya tidak sedang membahas halal dan haram menurut Islam,
tetapi menurut ateisme. kalau menurut Islam mah saya sudah tahu. kalau mau
bahas soal itu dengan saya, boleh deh bu pelangi buat topik baru, undang saya.
21 November at 20:47 · Like
Shofhi Amhar //Contohnya. Mencuri. Apakah
itu halal atau haram?//
Saya bukan ateis, pak Irsan Yanuar. Justru
pertanyaan itu yang ingin saya tahu jawabannya dari para ateis.
21 November at 20:48 · Like · 1
Irsan Yanuar Jajang Mulyana jadi menurut
akal sehat anda, kawing dg anjing adalah hal yg baik?
21 November at 20:49 via mobile · Like
Shofhi Amhar //maksud saya unt latihan akal
sehat unt Shofhi Amhar.// boleh deh, pak Irsan Yanuar. tapi
pertanyaan saya sebelumnya penting dijawab tuh: apa yang dimaksud dengan akal
sehat?
21 November at 20:49 · Like
Irsan Yanuar Shofhi Amhar. Apakah yg
memakai akal sehat harus yg ateis saja?
21 November at 20:49 via mobile · Like
Ada Dong akal sehat itu berarti tidak mau
merugikan diri sendiri dan orang lain, walaupun itu bukan yg seiman. yg akalnya
gak sehat yg menganggap anak murtad bukan anaknya lagi, yg mengancam akan
membunuh sesama manusia jika pindah ke agama lain, dst
21 November at 20:50 via mobile · Like · 3
Jajang Mulyana menurut loe ???
menurut gwa enggx...
21 November at 20:50 · Like
Irsan Yanuar Jajang Mulyana. Lalu, kenapa
anda ingin kawin dengan anjing?
21 November at 20:51 via mobile · Like · 1
Ada Dong yang pasti kalau muslim kaffah gak
mungkin akalnya sehat, kalau muslim setengah-setengah atau teis non-muslim yg
rada2 mungkin masih rada2 waras
21 November at 20:54 via mobile · Edited · Like
Jajang Mulyana oh anda udah kawin dengan
anjing????
21 November at 20:52 · Like
Zed Shofhi Amhar halal itu intinya:
boleh lakukan. haram itu intinya: jangan lakukan. apakah ateis seperti anda
tidak mengenal konsep demikian, mas Zed? dan hanya mengakui sebab
akibat?
=========>
halal haram konsepnya agama kan? definisi halal=
boleh dilakukan. haram= dilarang dan bila dilakukan, dosa. ya sah sah aja gue
gak percaya.
21 November at 20:52 · Like · 1
Sadam Yakusa Biarno nambah. akal sehat=
penggunaan akal scra objektif, bukan subjektif.
21 November at 20:52 · Like
Shofhi Amhar //Apakah yg memakai akal sehat
harus yg ateis saja?// saya kan sudah tegaskan sebelumnya bahwa para pemercaya
Tuhan juga bicara tentang akal sehat. tetapi topik yang saya angkat kan
halal-haram menurut ateis. jadi yang jawab ateis dong. kalau pertanyaan ini
saya ajukan untuk pemercaya Tuhan, saya tidak bertanya di sini. nah, jadi
bagaimana, pak Irsan Yanuar.
21 November at 20:53 · Like
Jajang Mulyana gw cuma ikut alur
bicaramu,,,,
loe pura2 bego,,, gwa bego2in....!
21 November at 20:53 · Like
Meta Andri Setiawan Jadi laut terbelah
karena angin topan, dan...... ada serbongan orang yg bisa jalan menembus topan?
Emezinkkk
21 November at 20:53 via mobile · Like
Shofhi Amhar //akal sehat itu berarti tidak
mau merugikan diri sendiri dan orang lain, walaupun itu bukan yg seiman. yg
akalnya gak sehat yg menganggap anak murtad bukan anaknya lagi, yg mengancam
akan membunuh sesama manusia jika pindah ke agama lain, dst// nah, ini menarik.
akal sehat = tidak mau merugikan diri sendiri dan orang lain. terimakasih untuk
definisinya, mas Ada Dong. akan saya renungkan.
21 November at 20:55 · Like
Pelangi Dihatiku shofie saya gak salah
kamar, lu aja yang gak bisa paham tulisan ku , pertanyaan diatas berasal dari
siapa untuk tujuan apa, lu yang gak paham, sotoy
21 November at 20:55 via mobile · Like
Shofhi Amhar terimakasih, Pelangi
Dihatiku. yang punya kamar itu saya. jadi saya tau untuk apa saya menulis
topik ini. kalau anda merasa tidak salah kamar, coba tunjukkan, mana jawaban
anda untuk pertanyaan saya. ya?
21 November at 20:57 · Like
Pelangi Dihatiku bagi atheis tidak kenal
haram dan halal, haram dan hala hanya ciptaan muhammad agar umatnya mau
mengikuti perkataannya, tapi TIDAK BOLEH dibuktikan kebenarannya atau alasannya
terlebih dahulu, jadi bila tanya apakah atheis mengenal haram halal ini
pertanyaan bodoh, ngapaian mencampur adukkan ajaran muhamad dengan yang lain?
21 November at 20:59 via mobile · Edited · Like ·
1
Irsan Yanuar Akal sehat ya kemampuan unt
membedakan benar salah, baik buruk.
21 November at 20:59 via mobile · Like
Shofhi Amhar kembali ke mas Ada Dong.
misalnya, ada orang membunuh anak anda, dan kebetulan itu adalah istri anda
sendiri. apakah konsep "akal sehat = tidak mau merugikan diri sendiri dan
orang lain" masih berlaku?
21 November at 21:00 · Like
Jajang Mulyana Irsan Yanuar Akal
sehat ya kemampuan unt membedakan benar salah, baik buruk.
======
faktanya tidak selancar yg anda koar2kan...
terkadang bebal juga ada.....
21 November at 21:00 · Like
Shofhi Amhar //nambah. akal sehat=
penggunaan akal scra objektif, bukan subjektif.// ini lebih menarik lagi, mas Sadam
Yakusa Biarno. tetapi saya masih belum memahami bagaimana konsep
"objektif, bukan subjektif" akan bisa dikonversi menjadi aturan
(halal dan haram). mohon pencerahan nih. mengingat pengalaman saya selama ini
menjumpai betapa subjektifnya persoalan aturan itu. misal: beberapa kampus
tidak membolehkan kuliah hanya menggunakan sandal jepit. nah, ini bagaimana
cara menganalisanya dari sudut pandang "objektif, bukan subjektif"?
21 November at 21:04 · Edited · Like · 1
Pelangi Dihatiku Shofhi coba lu jawab
pertanyaan gw kenapa diislam kata halal dan haram sering dijadikan mainan,
seteo halal setempo haram, direbonding, merokok, makan kepiting dll, kenapa
bisa berganti2, kenapa umat islam paling suka menghina daging babi sedangkan
daginh anjing sama haramnya dengan daging babi yakan
21 November at 21:05 via mobile · Like · 1
Anes Jinkyu Maaf saya mau tanya apakah
artinya haram ? Tolong jgn suruh saya buka google ! Sebab dar jwbanmu sy akan
olah.
21 November at 21:06 via mobile · Like
Sadam Yakusa Biarno mas Shofhi Amhar
konsep objektif trhadap aturan disyaratkan pada masuk akal tidaknya dgn d
dukung kekuatan sains. bukan politisasi trhadap aturan.
21 November at 21:17 · Edited · Like
Pelangi Dihatiku shofhi lu ngomong obyektif
bukan subyektif, nahlo kenapa halal dan haram sekarang jadi obyektif bukan
subyektif lagi buktinya banyak yang beda pendapat
21 November at 21:08 via mobile · Like
Shofhi Amhar //bagi atheis tidak kenal
haram dan halal, haram dan hala hanya ciptaan muhammad agar umatnya mau
mengikuti perkataannya, tapi TIDAK BOLEH dibuktikan kebenarannya atau alasannya
terlebih dahulu, jadi bila tanya apakah atheis mengenal haram halal ini
pertanyaan bodoh, ngapaian mencampur adukkan ajaran muhamad dengan yang lain?//
sudah saya katakan sebelumnya, bahwa halal itu intinya: boleh dilakukan. haram:
tidak boleh dilakukan. ini sekaligus jawaban untuk mas Anes Jinkyu ya..
nah, jika ateis tidak mengenal halal dan haram, berarti tidak mengenal aturan
"mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak". apakah memang
demikian, bu Pelangi Dihatiku?
21 November at 21:10 · Like
Tala Portal Haram halal it tidak ada di
ATEIS Bos.
Contoh.makan babi kan ada agama yg mengharamkan
nya jika di makan,namun di ateis bukan saja di makan.di kawini halal.
2 melawan org tua kan haram .kalau di ateis bukan
melawan orang tua,tapi menyetubuhi org tua sah sah aja asal suka dgn suka.
3.bersetubuh dgn wanita kan haram jika belum
menikah.tapi di ateis sah sah saja walau pun 1 wanita dgn 1000 laki2.jadi tidak
lah heran anak2 atdis it wajah nya tidak mirip dgn bpak2 mereka.
21 November at 21:10 via mobile · Like
Tala Portal Jadi buat apa mendalami ateis
jika luar nya saja sdah biadaa sehnga tak ada beja nya lg antara hewan dan
manusia
21 November at 21:13 via mobile · Like
Rudy Hermanto wakakakaka.. putar balik mau
gimana tetap aja akhirnya nuju ke diri sendiri
21 November at 21:14 · Like
Pelangi Dihatiku itukan halal dan haram
versimu SHOFHI, lu sotoy deh, dalam agama islam arti halal dan haram gak
seperti itu, lagipila siapa yang berhak menentukan boleh dilakukan atau tidak?
bapakmu ya? atau dimuhamad dengan dalil perintah allah, kenapa mui ikutikutan
bikin aturan halal haram baru tapi gak semua umat islam ikuti?,
21 November at 21:14 via mobile · Like · 1
Shofhi Amhar //Akal sehat ya kemampuan unt
membedakan benar salah, baik buruk.// benar dan salah, baik dan buruk, itu kan
tidak beda jauh dengan halal dan haram yang sedang saya tanyakan, pak Irsan
Yanuar. jika akal sehat adalah seperti yang anda sebutkan, kita akan
berputar-putar nih:
___
- apa dasar bagi halal dan haram menurut ateis?
+ akal sehat
- apa yang dimaksud dengan akal sehat?
+ kemampuan untuk mengenal halal dan haram?
- bagaimana cara mengenal halal dan haram?
+ dengan akal sehat
- apa itu akal sehat?
+ ya cara orang agar mengenal halal dan haram
----
Wah, repot kan kalau begini?
21 November at 21:15 · Like
Pelangi Dihatiku athies gak kenal aturan,
yang atheis kenal lu tanam lu tuai, paham,
21 November at 21:16 via mobile · Edited · Like ·
1
Shofhi Amhar //Shofhi coba lu jawab
pertanyaan gw kenapa diislam kata halal dan haram sering dijadikan mainan,
seteo halal setempo haram, direbonding, merokok, makan kepiting dll, kenapa
bisa berganti2, kenapa umat islam paling suka menghina daging babi sedangkan
daginh anjing sama haramnya dengan daging babi yakan//
yang menjadikannya mainan ateis atau bukan? kalau
bukan, bikin topik sendiri saja ya? saya bikin topik ini untuk tau konsep halal
dan haram menurut ateis, bukan menurut yang bukan ateis. begitu, bu Pelangi
Dihatiku.
21 November at 21:16 · Like
Shofhi Amhar //mas Shofhi Amhar
konsep objektif trhadap aturan disyaratkan pada masuk akal tidaknya dgn d
dukung kekuatan sains. bukan politisasi trhadap aturan.// untuk kasus sandal
jepit, bagaimana mas Sadam Yakusa Biarno?
21 November at 21:17 · Like
Shofhi Amhar //shofhi lu ngomong obyektif
bukan subyektif, nahlo kenapa halal dan haram sekarang jadi obyektif bukan
subyektif lagi buktinya banyak yang beda pendapat//
sepertinya ada kesalahan tulis ya, bu Pelangi
Dihatiku?
21 November at 21:19 · Like
Pelangi Dihatiku bagi atheis kata halal dan
haram itu tidak ada, itu hanya karangan muhamad agar umatnya mau patuh tampa
bertanya apa alasannya, titik,, athies mau beepikir gak seperti umat muhamad
yang seperti kerbau dicocok hidungnya, dikatakan haram, halal nurut aja, tapi
tetap aja umatnya banyak yang bangkang, tuh rokok halal atau haram aja ,asih
bikin bingung yakan
21 November at 21:20 via mobile · Like · 1
Anes Jinkyu Maksud pertanyaanku adl kenapa
dikatakan masjidil haram, tapi umatnya malah berbondong2 kesana bukan masjidil
halal. ............. Nah, bagi atheis yg ada bukan halal atau haram lebih
tepatnya yg "baik" atau yg qmerugikan". Ukurannya ya dirinya
sendiri dilihat dari segi kebutuhan dan kesehatan kali ya.
21 November at 21:21 via mobile · Like · 1
Shofhi Amhar //bagi atheis kata halal dan
haram itu tidak ada, itu hanya karangan muhamad agar umatnya mau patuh tampa
bertanya apa alasannya, titik,, athies mau beepikir gak seperti umat muhamad
yang seperti kerbau dicocok hidungnya, dikatakan haram, halal nurut aja, tapi
tetap aja umatnya banyak yang bangkang, tuh rokok halal atau haram aja ,asih
bikin bingung yakan// ini komentar mengulang kan, bu Pelangi Dihatiku?
sudah saya tanggapi di atas lho ya..
21 November at 21:22 · Like
Sadam Yakusa Biarno mas Shofhi Amhar
oh ya. trkait kasus diatas, saya kira ada beda cara pandang trkait disiplin dlm
menuntut ilmu,sehingga menimbulkan perbedaan pda bbrpa kampus.
21 November at 21:22 · Like
Tala Portal Bos@ateis it kan org2 tak
bertuhan.org2 tak bertuhan sudah jelas org2 yg hdup nya tidak ada aturan.org2
yg tidak ada aturan it karna mereka tidak mau di atur.
Org2 yg tak mau di atur adalah org2 malas.
Knpa.krna mereka tidak mau di atur.
21 November at 21:23 via mobile · Like
Pelangi Dihatiku shofhi kenapa harus
ditempat lain, disini juga bahas halal haram, ngeles atau gak bisa jawab, yang
menentukan halal dan haram itu mui, aliasn majelis ulama indonesia, saya batu
tahu ternyata menurut sofhi mui itu atheis ya
21 November at 21:24 via mobile · Like · 1
Shofhi Amhar //Maksud pertanyaanku adl
kenapa dikatakan masjidil haram, tapi umatnya malah berbondong2 kesana bukan
masjidil halal. ............. Nah, bagi atheis yg ada bukan halal atau haram
lebih tepatnya yg "baik" atau yg qmerugikan". Ukurannya ya
dirinya sendiri dilihat dari segi kebutuhan dan kesehatan kali ya.// ini
pertanyaan untuk umat Islam kan, mas Anes Jinkyu? beberapa kali sudah
saya sampaikan pada komentar yang lalulalu, topiknya bukan halal dan haram
menurut umat Islam, tetapi menurut ateis. jadi ini tidak relevan. sebaiknya dibuat
topik lain.
21 November at 21:25 · Like
Pelangi Dihatiku shofhi itu bukan jawaban
tapi lu usir gw
21 November at 21:25 via mobile · Like
Shofhi Amhar //shofhi kenapa harus ditempat
lain, disini juga bahas halal haram, ngeles atau gak bisa jawab, yang
menentukan halal dan haram itu mui, aliasn majelis ulama indonesia, saya batu
tahu ternyata menurut sofhi mui itu atheis ya//
hehe,, kok maksa. topiknya kan sudah jelas:
"halal-haram menurut ateis", bukan "halal-haram menurut umat
islam". kalau masih mau memaksakan
hal beginian di sini, ke depan saya tidak layani ah. kalau masih ngeyel, saya
juga bisa memaksa anda untuk diam. hehe,,
21 November at 21:27 · Like
Anes Jinkyu #shofhi, bukankah sudah saya
jwb bagi Atheis itu ............ Nah pertanyaan halal dan haram itu loe
tunjukin ke muslim lebih tepatnya bukan Atheis ! Gue baru masuk tadi sore jadi
gak tau loe ini tipe diskusor model bijimane ? ..................... #Tala
Portal, hebat dari asumsi sendiri diberi kaitan pandangan sendiri utk menjugde
kaum Atheis, hebat. Memang hidup itu hanya ada hukum agama apa utk membatasi
prilaku manusia ? Masih ada norma, kepatutan, keadilan hak dan kewajiban,
kesehatan dll. Jgn main asumsi sendiri bung !
21 November at 21:42 via mobile · Like · 1
Anes Jinkyu Kebiasaan kaum beragama utk
memaksakan kehendaknya. Wkwkwkwkwkw..... Hehehe kamu ketahuan..... !
21 November at 21:45 via mobile · Like · 1
Shofhi Amhar //#shofhi, bukankah sudah saya
jwb bagi Atheis itu ............ Nah pertanyaan halal dan haram itu loe tunjukin
ke muslim lebih tepatnya bukan Atheis !// dan pertanyaan anda juga sudah saya
tanggapi. kalau anda baca tanggapan saya, tentu anda tidak akan mengatakan
bahwa halal dan haram lebih tepat ditujukan ke muslim. dan terbukti,
kawan-kawan anda yang ateis juga paham dengan apa yang saya katakan. tapi kalau
anda belum paham, baiklah saya ulangi dengan bahasa yang berbeda: jika anda
keberatan dengan istilah halal dan haram, silakan ganti kata halal dalam
pertanyaan saya dengan "boleh dilakukan" dan kata haram dengan
"tidak boleh dilakukan". nah, jadi, apakah ateis mengenal hal-hal
yang "boleh dilakukan dan "tidak boleh dilakukan"?
21 November at 21:47 · Like
Shofhi Amhar //shofhi itu bukan jawaban
tapi lu usir gw// saya memperingatkan anda, karena anda agak ngeyel, bu Pelangi
Dihatiku. dan jawaban saya memang
tidak menjawab, karena sudah saya katakan berkali-kali: topiknya bukan itu.
paham ya?
21 November at 21:51 · Like
Anes Jinkyu Cape deh...... Masih ada norma,
etika, moral, keadilan hak dan kewajiban, kesehatan dll. ....................
Kaum theis menang ada surga, kaum Atheis lebih dari kalian karena kita tak
punya jaminan kecuali tertekan dan tak punya pilihan. Kaum Theis mau bom bunuh
diri atau perang salib ada garansi surga, buat Atheis tunggu dulu.
21 November at 22:06 via mobile · Like
Shofhi Amhar //Masih ada norma, etika,
moral, keadilan hak dan kewajiban, kesehatan dll.// saya anggap kalimat ini
adalah jawaban atas pertanyaan saya, sehingga seolah anda mengatakan: ya, ateis
mengenal halal dan haram dengan istilah yang berbeda, yaitu //norma, etika,
moral, keadilan hak dan kewajiban, kesehatan dll//. nah, apa dasar atas semua
nilai tersebut? barangkali untuk nilai yang anda sebut secara jelas terakhir
bisa diabaikan, karena ukurannya bisa diukur dengan alat medis. sedangkan yang
lain, apa dasar yang anda gunakan untuk merumuskan rincian dari nilai-nilai
tersebut, mas Anes Jinkyu?
21 November at 22:11 · Like
Shofhi Amhar //mas Shofhi Amhar oh
ya. trkait kasus diatas, saya kira ada beda cara pandang trkait disiplin dlm
menuntut ilmu,sehingga menimbulkan perbedaan pda bbrpa kampus.// jadi,
bagaimana cara menganalisis beda cara pandang tersebut dengan konsep "akal
sehat = objekti, tidak subjektif", mas Sadam Yakusa Biarno?
22 November at 04:58 · Like
Irsan Yanuar Sekedar meluruskan saja,
ateisme itu hanyalah soal ketidakpercayaan akan tuhan saja. Tidak membawa
ajaran apa2.
Jadi, soal aturan2, kaidah2 kehidupan ya berpulang
kepada pemikiran, dan persepsi masing2 individu.
22 November at 06:04 via mobile · Like · 2
Shofhi Amhar Makanya saya tanya kepada
ateis, bukan ateisme.
22 November at 06:07 · Like · 1
Ada Dong kalau aturan yah jelas, ikut ke
aturan negara dimana ateis itu terdaftar atau tinggal, dan aturan itu juga
mengikat teis di negara yg sama, jadi gak ada kaitannya dengan keateisan
22 November at 06:21 · Like
Anes Jinkyu Utk bgmn norma, etika, susila
dll terbentuknya itu lain hal bro. Lihat google atau buka buku pengantar ilmu
hukum saja. Hehehehehehe......
22 November at 10:47 via mobile · Like
Shofhi Amhar Kalau begitu, bisa dikatakan
bahwa para ateis tidak memiliki konsep halal dan haram, selain:
1. Mengikuti hukum negara di mana dia tinggal
2. Mengikuti pengantar ilmu hukum yang bisa dicari
di google
Jika hukum negara tempat mereka tinggal
menggunakan aturan-aturan agama tertentu, maka mereka secara tidak langsung
mereka juga tunduk kepada aturan-aturan agama tersebut. Dan jika pengantar ilmu
hukum yang dicari di google itu dibuat oleh para ahli hukum yang mengambilnya
dari agama, berarti ateis juga tunduk kepada agama.
Kesimpulan yang menarik.
23 November at 05:12 · Like
Tidak ada komentar:
Posting Komentar