Bisakah Islam Sebagai Solusi?
Semalam berbincang tentang tema 'saru' dengan mas M Danang
Ramadhan-Full, Nasruri Aji Pratomo, Ichsan W. Saputro, dll. Sebelumnya,
beberapa hari yang lalu, membincang kondisi yang sama, tentang para mahasiswa
pebisnis sewa daging mentah, bersama Afif Cholisun, Abdullah Hanani Basyayef,
dan M.j. Ja'far Shodiq.
Ja'far mengungkapkan pernyataan
penting yang masih saya ingat, kurang lebih:
"Memang serba salah. Kalau
lokalisasi tidak ditutup, ya salah. Kalau ditutup, takutnya jadi bertebaran di
jalan-jalan nggak karuan."
Nah, apakah Islam punya solusi?
Saya yakin punya. Setiap muslim semestinya yakin bahwa Islam punya solusi,
karena sumber utamanya adalah Alquran. Surat Ibrahim ayat 1 disimpulkan oleh
Imam Syafi'i dengan menyatakan:
قال
الشَّافِعِي رحمه الله : فليست تنزل بأحدٍ من أهل دين الله نازلة ، إلا وفي
كتاب
اللَّه الدليل على سبيل الهدى فيها ، قال الله تبارك وتعالى : (كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ)
"Tidaklah suatu persoalan
menimpa seorang pemeluk agama Allah, kecuali telah ada di dalam KItabullah
dalil bagi jalan keluar atas persoalan tersebut ... (Selanjutnya Imam Syafi'i
menguti ayat)."
Berarti secara paradigmatis,
solusinya sudah ada di dalam Alquran. Tetapi secara metode, mekanisme, praksis,
dan teknis, diperlukan orang-orang yang mau berolah pikir di antara umat ini
untuk menggali solusi dimaksud. Saya kira begitu.
Meski derajat hadisnya
diperselisihkan, saya pikir hadis berikat bisa jadi bahan renungan:
من أصبح
والدنيا أكبر همه فليس من الله في شيء ، ومن لم يتق الله فليس من الله في شيء ،
ومن لم يهتم للمسلمين عامة فليس منهم
Karangkajen, 10 Rajab 1434 H/9 Mei
2014 M 07.50 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar