Tadi pagi ada dua bapak dan seorang ibu yang mampir ke rumah.
Ternyata beliau bertiga petugas sensus pajak. Mereka mendata orang-orang
sekitar sini yang sudah bekerja. “Untuk memperbaiki basis data,” kata salah seorang
bapak itu.
Setelah meminta data dan tandatangan orang-orang di rumah ini
yang sudah bekerja, pintu rumah kami ditempelkan stiker dengan tulisan, Bangga
Bayar Pajak. Dalam hati, “Bayar pajak kok bangga. Pajak yang dipungut oleh
pemerintah saat ini adalah kezhaliman. Bagaimana bisa kita bangga terhadap
kezhaliman?”
Akhirnya saya berinisiatif untuk menambahi sebuah kata di
atas tulisan itu: Tidak. Saya tidak mau stiker itu jadi bahan kampanye kebatilan.
Tulisan seperti itu tidak boleh hanya dianggap sebagai tulisan. Sebuah kalimat yang
dibaca oleh seseorang adalah berpotensi untuk mempengaruhi pemikiran si
pembaca. Maka tulisan batil perlu ada counternya.
Siangnya …
Setelah ke Social Agency untuk cari buku yang ternyata tidak
ada satu pun yang dicari ketemu, saya pulang ke rumah. Rencananya, saya foto
stiker itu. Eladalah, ternyata stiker itu sudah ditutup oleh kertas putih A4 yang
bertuliskan anjuran untuk melepas kaki saat masuk rumah. Hm,, kreatif juga.
Miliran, Selasa
7 Sya’ban 1433 H/26 Juni 2012 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar