Pengantar
Ini adalah diskusi saya dengan salah seorang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga via sms. Seperti biasa, relativitas kebenaran adalah senjata andalan untuk melakukan dekonstruksi terhadap pemahaman agama yang benar.
Seorang peyakin relativitas mutlak seringkali menyatakan bahwa para mufasir, ahli fikih, ahli hadis berbeda-beda dalam memahami ayat ini dan itu, padahal mereka belum pernah membaca kitab tafsir, kitab hadis, maupun kitab fikih. Kalaupun mereka pernah membacanya, belum tentu mereka benar-benar menemukan perbedaan yang mereka maksud dalam tema yang dibahas. Alangkah mengherankan.
Memang benar, para ulama berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat tertentu, tetapi bukan berarti dalam semua ayat terjadi perbedaan penafsiran, kecuali perbedaan lafazh dalam menafsirkan. Termasuk dalam memahami ayat-ayat tentang negara, pihak tertentu secara sembrana langsung mengklaim bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai ayat ini dan ayat itu untuk menafikan--dengan serampangan pula--bahwa Islam tidak mengajarkan konsep negara.
Maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan orang-orang seperti itu.
[siapa bilang? justru quran & sunah menerangkan dengan seterang-terangnya ttg persoalan ini. rujuklah kitab-kitab tafsir, hadis, fikih agar memperoleh kejelasan tentang hal ini.]
Ini adalah diskusi saya dengan salah seorang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga via sms. Seperti biasa, relativitas kebenaran adalah senjata andalan untuk melakukan dekonstruksi terhadap pemahaman agama yang benar.
Seorang peyakin relativitas mutlak seringkali menyatakan bahwa para mufasir, ahli fikih, ahli hadis berbeda-beda dalam memahami ayat ini dan itu, padahal mereka belum pernah membaca kitab tafsir, kitab hadis, maupun kitab fikih. Kalaupun mereka pernah membacanya, belum tentu mereka benar-benar menemukan perbedaan yang mereka maksud dalam tema yang dibahas. Alangkah mengherankan.
Memang benar, para ulama berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat tertentu, tetapi bukan berarti dalam semua ayat terjadi perbedaan penafsiran, kecuali perbedaan lafazh dalam menafsirkan. Termasuk dalam memahami ayat-ayat tentang negara, pihak tertentu secara sembrana langsung mengklaim bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai ayat ini dan ayat itu untuk menafikan--dengan serampangan pula--bahwa Islam tidak mengajarkan konsep negara.
Maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan orang-orang seperti itu.
Teman:
“Sejarah
manusia tidak lebih hanyalah sejarah pertarungan antar klas”
(karl marx)
14-09-2011
16.43
Saya:
Kapan kita
bisa diskusikan kebenaran pernyataan itu? Saya punya bantahan akurat tentang
itu.
14-09-2011
16.49
Teman:
“Pendirian
negara Islam di bumi pluralisme indonesia hanyalah mimpi di siang bolong, yang
terpenting bukanlah labelnya tapi keinginan kita untuk bisa menuju ke arah yang
lebih baik dengan sistem apapun jauh lebih penting”
(gusdur)
14-09-2011
17.05
Saya:
Apakah
gusdur mengemukakan dalil untuk pernyataannya itu? Atau setidak-tidaknya argumentasi
sejarah? Justru dalil-dalil syar’i telah menolak pernyataan gusdur.
14-09-2011
17.10
Teman:
Sejarah
versinya siapa? nabi sndiri tdak pernah menyatakan tentang konsep negara islam yang
jelas. apakah seperti negara-negara di timur tengah, yang dipimpin oleh seorang raja,
sedangkan nabi sendiri mengajarkan pada kita konsep demokrasi.
14-09-2011
17.18
Saya:
Sejarah
versinya siapa?
[sejarah
versi siapa pun boleh antum ajukan. hatta sejarah versi karl marx yang tadi antum
tulis.]
14-09-2011
17.20
Saya:
nabi sndiri
tidak pernah menyatakn tentang konsep negara Islam yang jelas.
[siapa bilang? justru quran & sunah menerangkan dengan seterang-terangnya ttg persoalan ini. rujuklah kitab-kitab tafsir, hadis, fikih agar memperoleh kejelasan tentang hal ini.]
14-09-2011
17.22
Saya:
apakah seperti
negara-negara di timur tengah, yangg dipimpin oleh seorang raja,
[tidak.]
sedangkan
nabi sendiri mengajarkan pada kita konsep demokrasi.
[bohong. tidak
pernah nabi mengajarkan konsep demokrasi. demokrasi tidak pernah ada wujudnya,
jadi bagaimana mungkin nabi mengajarkannya? lagi pula, kalau memang benar nabi
mengajarkan demokrasi, kenapa tadi antum bilang beliau tidak menyatakan konsep
negara islam yang jelas, padahal yang disebut negara Islam adalah negara yang
dicontohkan oleh Nabi?]
14-09-2011
17.26
Teman:
Kitab-kitab
tafsir, hadis, dan fikih versinya siapa? banyak prbedaan pemahaman di dalamnya, tdak
ad kebenaran absolut hasil dari pikiran manusia, tugas kita adalah menghargai perbedaan
tersebut,..
14-09-2011 17.26
Saya:
Kitab-kitab
tafsir, hadis, dan fikih versinya siapa?
[antum sudah
baca kitab karya siapa saja? mari kita diskusikan kitab tersebut.]
banyak
perbedaan pemahaman di dalamnya,
[coba
buktikan dengan mengutip referensi-referensi yang pernah antum baca tentang tema yang
berkaitan dengan negara.]
tidak ada
kebenaran absolut hasil dari pikiran manusia, tugas kita adalah menghargai perbedaan
tersebut,..
[makanya
kembalilah kepada sumber-sumber syariat (Quran & Sunnah) agar pikiran manusia dipagari
oleh kebenaran absolut (Quran & Sunnah)]
14-09-2011
17…
tugas kita
adalah menghargai perbedaan tersebut,..
[apakah
segala bentuk perbedaan harus dihargai? meskipun perbedaan itu tentang hal-hal yg
mungkar?]
14-09-2011
17.3..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar