Sabtu, Desember 24, 2011

Dzikir dan Doa




Doa Keluar Rumah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ (رواه أبو داود)
Dari Anas bin Mâlik bahwa Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: Apabila salah seorang keluar dari rumahnya lalu berkata: Bismillâhi tawakkaltu ‘alaLlâhi lâ haula walâ quwwata illâ billâh (Dengan Nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah). Beliau bersabda: Dikatakan kepadanya: Ketika itu kamu ditunjuki, dicukupkan, dan dijaga. Maka ketika para setan bersandar kepadanya, setan yang lain berkata: Bagaimana kalian ini dengan seorang yang sungguh telah ditunjuki, dicukupkan, dan dijaga? (HR. Abû Dâwud)
Dzikir Pagi dan Sore
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ سَبْعَ مَرَّاتٍ كَفَاهُ اللَّهُ مَا أَهَمَّهُ صَادِقًا كَانَ بِهَا أَوْ كَاذِبًا. (رواه مسلم)
Dari Abû Dardâ` radhiyallâhu ‘anhu, ia berkata: Siapa saja yang berkata ketika pagi dan ketika sore: HasbiyaLlâhu lâ ilâha illâ Huwa ‘alaHi tawakkaltu waHuwa Rabbul ‘arsyil ‘Azhîm (Cukuplah Allah bagiku, tiada Ilâh yang berhak selain Dia, kepada-Nya lah aku bertawakal, dan Dialah Rabb ‘Arsy yang agung) tujuh kali, Allah akan mencukupinya dari apa yang menggelisahkannya. (HR. Muslim)
Doa Bepergian
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ كَبَّرَ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ {سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ}
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ فِيهِنَّ آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ (رواه مسلم)
Bahwa Rasulullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam apabila duduk di atas untanya untuk keluar safar, beliau bertakbir tiga kali kemudian berkata: Subhânalladzî sakhkhara lanâ hadzâ wamâ kunnâ lahû muqrinîn wa innâ ilâ Rabbînâ lamunqalibûn; Allâhumma innâ nas`aluka fî safarinâ hadzâ al-birra wattaqwâ wa minal ‘amali mâ tardhâ. Allâhumma hawwin ‘alainâ safaranâ hadzâ wa-thwi ‘annâ bu’dahu. Allâhumma Antash-Shâhibu fî as-Safar wal-Khalîfatu fî al-Ahli. Allâhumma innî a’ûdzu bika min wi’tsâ`is-Safari wa Ka`âbatil –manzhari wa sû`il-munqalibi fî al-mâli wal-ahli ({Mahasuci Dzat yang menundukkan bagi kami [kendaraan] ini padahal kami sebelumnya tidak mampu [menundukkannya]. Dan kepada Rabb kami, pasti kami kembali}. Ya Allah sesungguhnya kami meminta kepadamu kebaikan dan takwa dalam perjalanan ini, amal yang Engkau ridhai. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jauhnya. Ya Allah Engkaulah Teman dalam perjalanan, Khalifah bagi keluarga [yang ditinggalkan]. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dalam perjalanan, kesedihan pandangan, buruknya kebangkrutan dalam harta dan keluarga). Apabila beliau pulang, beliau kembali mengucapkannya dan berkata: Âyibûna tâ`ibûna ‘âbidûna li Rabbinâ hâmidûn (Kami adalah orang yang kembali, bertobat, menyembah, serta memuji Rabb kami). (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar