Minggu, Agustus 10, 2014

Pandangan Ateis tentang Niat

Hûr 'În asked a question in DIALOG ATEIS+TEIS INDONESIA.
Feb 18 ·
Apakah niat itu penting? Mengapa? Silakan isi jajak pendapat ini dengan memilih salah satu jawaban, sertakan alasannya, lalu diskusikan.
3 Votes

Ya
0 Votes

Tidak
Like·Comment·Stop Notifications

Adhi Purwono
Hahaha...nanya lagi nih,... penting dalam hal apa?
Like · Feb 18
Hûr 'În
Dalam hal apapun.
Like · More · Feb 18

Iwan Cosmos
Niat gak penting. Yg penting itu tindakan
Like · Feb 18

Hûr 'În
Tindakan baik yang didorong oleh niat yang buruk, apakah baik?
Like · More · Feb 18

Iwan Cosmos
Niat baik tapi dalam prakteknya tindakannya buruk apa itu tetep baik? Lagian tindakan baik dengan niat buruk contohnya apa?
Like · Feb 18

Nana Ridamarga
walaahhh... isi soal susah lagi untuk membuktikan "Keterkaitan" Niat dengan Tindakan yang di ambilnya....
tapi ini ada pendapat Pakar soal niat:

http://www.dw.de/psikologi-di-balik-niat-dan-janji-untuk-tahun-baru/a-17336635
Like · Feb 18

Hûr 'În
**Niat baik tapi dalam prakteknya tindakannya buruk apa itu tetep baik?**

Kok jadi anda yang bertanya ke saya? Kan semestinya anda yang menjawab.

Di dalam Islam -agama yang saya anut-, amal yang tergolong baik itu harus memenuhi 2 hal:

1. Niat yang baik

2. Amal yang sesuai dengan tuntunan

Maka, jika niatnya baik, tetapi praktik tindakannya buruk, maka hal aktivitas tersebut tidak terkategori baik (amal shalih)

**Lagian tindakan baik dengan niat buruk contohnya apa?**

Contohnya: Memberi uang kepada orang lain supaya memilih koruptor sebagai pemimpin.

Nah, sekarang bagaimana, pentingkah niat itu, Iwan Iwe?
Like · More · Feb 21

Hûr 'În
Terimakasih sudah memberikan saya bahan bacaan, Nana Ridamarga.
Like · More · Feb 21

Metz Sofyan
Niat = modus. Utk melihat masalah, polisi biasanya mencari modus operandinya. Itu yg menentukan bobot hukumannya.
Unlike · 1 · Feb 21

Metz Sofyan
Pertanyaan ttg NIAT diatas kurang spesifik. Jawabannya juga tdk spesifik.
Like · Feb 21

Hûr 'În
Saya memang menginginkan jawaban yang umum.
Like · More · Feb 21

Hûr 'În
**Niat = modus. Utk melihat masalah, polisi biasanya mencari modus operandinya. Itu yg menentukan bobot hukumannya.**

Berarti, niat itu penting, setidaknya bagi polisi. Begitu?
Like · More · Feb 21

Metz Sofyan
Niat juga mirip dengan rencana. Niat baik/benar, tapi dengan cara yg tdk baik/tdk benar, maka tetap hasilnya tidak baik/tidak benar. Itulah sebabnya butuh pemikiran analitik yg daleeeeeem . . .untuk meminimalis kesalahan sebelum menentukan tindakkan.
Edited · Unlike · 1 · Feb 21

Hûr 'În
Saya bertanya begini, karena ada seseorang yang ngotot sekali bahwa niat itu tidak penting. Saya menduga bahwa dia ateis.
Like · More · Feb 21

Metz Sofyan
Niat itu sesungguhnya proses natur . . .segala tindakkan hampir selalu diawali dengan niat dalam pikirannya . . .baik niat kilat maupun niat yg dipikir2kan. Jika tindakan tanpa niat, itu dinamakan refleks seperti binatang non human . .Tindakan yg dianggap salah oleh hukum oleh karena refleks, hukumannya lebih rendah drpd yg bukan refleks itu. Maka, pikir2lah dulu sebelum bertindak, sehingga kita tidak dibilang hewan atau binatang. Dalam ilmu psikologi dasar, reaktif lebih parah drpd proaktif.
Like · 1 · Feb 21

Metz Sofyan
Tapi ingat,mas Hur, terminolgi niat baik itu bukan monpoli islam, tapi jauh sebelum abad ke 7 hal itu sdh dipahami oleh bbrp komunitas yg sdh berbudaya.
Like · 1 · Feb 21

Metz Sofyan
Tidak niat = tidak rencana = tidak sadar = diluar kendali = refleks. . .maka hasilnya juga tidak terukur.
Like · 1 · Feb 21

Iwan Cosmos
Niat baik tapi gak dilaksanakan melalui tindakan kan juga percuma. Yg penting kan action. Niatnya menolong tapi ternyata tindakannya bikin org gak suka gmn? Misalnya niat membantu ekonomi keluarga dengan melakukan tindakan mencuri barang milik org lain.
Like · 1 · Feb 21

Iwan Cosmos
Hûr 'În teis selalu memandang segala sesuatu itu hitam putih. Menurutku segala sesuatu sifatnya abu-abu. Kebenaran pun relatif.
Like · 1 · Feb 21

Nana Ridamarga
Kalo menurutku "Kebaikan" itu relartif...
sedangkan "Kebenaran" itu lebih Pasti...

Jadi ungkapanya :
Baik belum tentu Benar...
Benar sudah tentu baik... (meski kadang tidak enak)

Kalo NIAT itu sendiri betul yang di deskripsikan mas Metz Sofyan

Niat itu memang secara "Nature" bisa terbentuk, begitu Qalbu kita "Meng Inginkan sesuatu"

tambahanya
- Niat itu penting... agar diri kita bisa tetap fokus pada tujuan.
- Niat itu ketetapan Qalbu... jadi dia bisa men drive Otak , agar
otak memerintahkan tubuh untuk mendukung aktivitas dari niat
tersebut... misalnya "Puasa"

Ada juga aktifitas "Tanpa Niat" yang kadang kita lakukan...
misalnya ..
- melihat orang Kabur... kita ikut kabur.. padahal gak tahu
urusan apa...
jadi REFLEK dari Pola Kerja Otak d alam merespon peristiwa
disekitas kita...
- atau Ikut-ikutan "Tawuran" atau lainya... padahal kita gak
ingin, sehingga biasanya berdiri paling belakang... terbawa
arus aja... nah.. "Terbawa Arus" ini menunjukan Lemahnya
Kepribadian seseorang...
Like · Feb 21

Iwan Cosmos
Benar bagi siapa dulu mas? Mao tze tung, tokoh komunis cina saat revolusi budaya membenarkan pembunuhan para cendekia cina. Apa kebenaran mnrt mao, berarti benar bagi kita mas Nana Ridamarga?
Like · Feb 21

Nana Ridamarga
Kebenaran itu "Nilai Universal"
tidak bisa "disandarkan" kepada seseorang...
Bahkan "Nabi Sekalipun"

Kebenaran itu "Kata Tuhan"
Like · 1 · Feb 21

Iwan Cosmos
Tuhan yg mana mas? Apakah kebenaran menurut tuhan yesus berarti benar menurut mas Nana Ridamarga?
Like · Feb 21

Metz Sofyan
Mungkin kita perlu melihat minimal dari 3 dimensi ttg kebenaran itu : logika, estetika, dan etika. Perspektif ini tentunya yg sdh disepakati secara konvensional--UU pidana dan perdata. Lain negara, pasti agak sedikit berbeda. Oleh sebab itu ada ungkapan klasik mengatakan. Lain lubuk lain ikannya. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Heheheh. . . .mungkin.
Like · 1 · Feb 21

Nana Ridamarga
Tuhan nya Tuhan Yesus... he he he...

Artinya begini...
Seorang Nasrani... akan menyandarkan Kebenaran kepada Tuhan Yesus nya... tidak layak seorang pendeta melawan Tuhan Yesus... apalagi jemaatnya..

Begitu juga dengan Agama Lain...
Kebenaran itu "DARI TUHAN MEREKA"Kebenaran DARI TUHAN..
Nanti tinggal di Uji....
Mana yang Tuhan... Mana yang Bukan Tuhan...

Buat aja daftar Investigasi...
"Tuhan itu adalah..."
kemudian bandingkan satu dengan lainya....

Nah Kaum Atheis bisa melakukanya tuh...
biar lebih Netral...
Biarpun gap percaya Tuhan... kan bisa di asumsikan aja dulu...
misalnya:
Jika memang Tuhan itu ada... Maka seharusnya DIA....

begitu.... he he he... ini dah melenceng dari topik utama"NIAT"
Like · Feb 21

Hûr 'În
**Niat baik tapi gak dilaksanakan melalui tindakan kan juga percuma. Yg penting kan action. Niatnya menolong tapi ternyata tindakannya bikin org gak suka gmn? Misalnya niat membantu ekonomi keluarga dengan melakukan tindakan mencuri barang milik org lain.**

Tindakan tanpa niat adalah tindakan makhluk yang tidak berkesadaran.
Like · More · Feb 22

Hûr 'În
**teis selalu memandang segala sesuatu itu hitam putih.**

Tidak juga. Ada yang hitam-putih, abu-abu, jingga, dan sebagainya. Tergantung persoalan apa yang sedang dipandang.

**Menurutku segala sesuatu sifatnya abu-abu.**

Bandingkan dengan pandangan seperti yang saya kemukakan di atas.

**Kebenaran pun relatif.**

Kebenaran apa dulu nih? Apakah bahwa "anda manusia" adalah relatif juga, Iwan Iwe?
Like · More · Feb 22

Hûr 'În
Ayo semuanya kembali ke niat.
Like · More · Feb 22

Iwan Cosmos
Apa sih poin perdebatan ini? Yg bisa dinilai org lain adalah tindakan kita bukan niat kita. Krn niat hnya kita yg tau. Selama tindakan kita gak merugikan orang laen kan gak masalah, apapun niat kita.
Like · 1 · Feb 22

Hûr 'În
**Apa sih poin perdebatan ini?**

1. Poinnya, penting atau tidaknya niat.

**Yg bisa dinilai org lain adalah tindakan kita bukan niat kita.**

2. Tidak semua tindakan kita dinilai atau perlu dinilai oleh orang lain.

3. Polisi mencari modus suatu kejahatan. Apakah itu salah menurut anda?

**Krn niat hnya kita yg tau.**

4. Dan tanpa niat, kita tidak melakukan sesuatu.

**Selama tindakan kita gak merugikan orang laen kan gak masalah, apapun niat kita.**

5. Mengetahui niat, membantu mengetahui dampak (untung-rugi) yang dihasilkan oleh perbuatan tersebut. Jadi, untug-rugi juga masih ada hubungannya dengan niat.
Edited · Like · 1 · More · Feb 25

Hûr 'În
Islam sangat memperhatikan persoalan niat, bahkan menjadikannya sebagai satu bagian dari syarat suatu amal disebut sebagai amal saleh. Nabi bersabda:

“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu)
Like · More · Mar 14

Hûr 'În
Bagaimana dengan ateis?
Like · More · Mar 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar