Rabu, Juli 19, 2017

Soal-Jawab Seputar Belajar Bahasa Arab

Soal-Jawab Seputar Belajar Bahasa Arab

Oleh: Shofhi Amhar, S.Th.I

Apa pentingnya mempelajari Bahasa Arab?

Mempelajari bahasa Arab sangat penting, karena Bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa Alquran. Sebagai orang Arab, Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam juga bertutur dengan bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari Alquran dan Hadis (Sabda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam) tidak dapat sempurna kecuali dengan mempelajari bahasa Arab. Mempelajari Alquran dan Hadis dengan menggunakan bahasa Arab bagaikan melihat panorama alam yang indah secara langsung, sedangkan mempelajari Alquran dan Hadis tanpa menguasai bahasa Arab, hanya melalui terjemahan saja, itu seperti melihat panorama keindahan alam melalui foto. Tentu jelas bedanya.

Apa saja yang perlu dipelajari dari Bahasa Arab?

Kemahiran bahasa itu ada empat: berbicara (takallum), menulis (kitâbah), memahami perkataan lisan (fahmul masmû’), serta memahami tulisan (fahmul maqrû`). Empat kemahiran ini perlu dimiliki. Akan tetapi, untuk kepentingan memahami Alquran dan Hadis, yang paling pokok untuk dikuasai adalah kemampuan memahami perkataan lisan dan tulisan (fahmul masmû’ wal maqrû`). Fahmul masmû’ wal maqrû` sendiri, terlebih dalam kaitannya dengan penggalian makna-makna serta rahasia-rahasia Alquran dan Hadis, membutuhkan dasar-dasar kaidah ilmu bahasa Arab. Ilmu tentang kaidah-kaidah Bahasa Arab inilah yang sangat perlu untuk dikuasai dalam rangka memahami Alquran dan Hadis lebih dalam.

Apa saja kaidah-kaidah Bahasa Arab itu?

Kaidah-kaidah Bahasa Arab dibagi menjadi banyak cabang. Namun yang paling mendasar adalah ilmu sharf (morfologi) dan nahwu (gramatika). Ilmu sharf adalah ilmu yang mempelajari susunan dan cara membaca huruf dalam kata beserta maknanya. Sedangkan ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari susunan kata dalam kalimat beserta kedudukan kata tersebut dan maknanya.

Jika harus memilih, mana yang sebaiknya dikuasai terlebih dahulu, Ilmu Sharf atau Ilmu Nahwu?

Dari dua cabang ilmu Bahasa Arab itu, secara prioritas, yang lebih dulu perlu dikuasai adalah ilmu sharf, karena berkaitan dengan penguasaan kosakata Bahasa Arab (mufradât). Orang-orang yang menguasai ilmu sharf bisa menguasai kosakata berkali-kali lipat lebih banyak dibandingkan orang-orang yang tidak menguasainya.

Bukankah menguasai kosakata juga penting?

Ya. Bukan hanya penting, bahkan sangat penting. Namun, menguasai kosakata bisa dilakukan dalam kerangka pembelajaran ilmu sharf. Jadi, mempelajari ilmu sharf tetap bisa dijadikan prioritas. Bahkan, penguasaan ilmu sharf sangat menunjang penguasaan kosakata. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, siapapun yang menguasai ilmu sharf bisa melejit dalam penguasaan kosakata.

Bagaimana cara mempelajari ilmu sharf?

Caranya adalah dengan mempelajari pola-pola kata. Pola-pola kata itu bisa dikenali dengan memahami akar katanya, imbuhannya, sisipannya, dan juga akhirannya, beserta syakal dan pengaruhnya masing-masing terhadap makna kata tersebut.

Buku apa yang bagus digunakan untuk mempelajari ilmu ini?

Saya belajar ilmu sharf pertama kali dengan menghafal pola-pola kata dalam buku al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah. Saya ingin menyebutkan, Bapak saya adalah orang yang pertama kali memperkenalkan buku yang luar biasa ini. Semoga Allah melimpahkan pahala yang terus mengalir kepada beliau karena jasanya tersebut.

Di bawah bimbingan Bapak, saya hanya mampu menghafalkan satu bab dari buku luar biasa yang juga disebut buku Tasrifan tersebut. Namun, manfaat dari menghafalkan timbangan-timbangan kata beserta contoh-contohnya itu bisa saya rasakan. Terlebih saat di akhir masa kuliah saya sempat mondok dengan bimbingan Ustadz Abdurrahim yang mengharuskan para santrinya menghafal buku ini.

Bukunya tebal?

Tidak. Justru bukunya sangat tipis.

Apakah mempelajarinya harus dengan dihafal?

Ya, sebaiknya dihafal. Akan tetapi, proses pembelajaraan yang hanya melulu menghafal berpeluang lebih cepat membuat jenuh. Tanpa ada upaya untuk menjelaskan faidah dari materi hafalan, orang akan merasa apa yang dilakukannya tidak ada manfaatnya. Padahal manfaatnya besar.

Lalu apa solusinya?

Solusi utamanya adalah tekad, kemauan, dan kesungguhan. Setiap kali semangat mengendur, ingatlah tentang pentingnya menuntut ilmu, manfaat menguasai bahasa Arab, kebutuhan kita untuk memahami Alquran dan Hadis, serta tak kalah pentingnya adalah ikut serta melestarikan dan membudayakan bahasa ini di tengah-tengah kaum muslimin.

Adakah solusi yang lebih bersifat metode?

Banyak metode belajar Bahasa Arab yang saat ini dikembangkan oleh para praktisi yang menggeluti dunia Bahasa Arab. Semuanya bisa dicicipi. Saya pribadi lebih memilih untuk mengembangkan buku semodel al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah, tetapi dengan gaya pembelajaran membaca Alquran, semacam buku Iqra`, Qirâatî, dan sebagainya. Jadi, dengan metode itu, saya membayangkan belajar ilmu sharf bisa semudah belajar membaca Alquran dengan metode-metode yang saat ini berkembang.

Untuk tujuan itu, saya telah menyusun satu contoh modul pembelajaran ilmu sharf. Saya memberinya judul Tawsî’ al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah (Perluasan al-Amtsilah at-Tashrîfiyyah). Modul sederhana itu telah saya perkenalkan di kelas bahasa Arab dewasa yang saya ampu. Tanggapannya positif. Para peserta belajar tidak merasa berat mempelajarinya.

Apakah metode itu ditujukan untuk orang dewasa saja?

Tidak. Saya merancang modul tersebut untuk semua orang yang sudah mengenal dan bisa membaca huruf hijaiyyah. Semua bisa memakai metode ini.

Idealnya berapa tahun seseorang bisa mulai belajar dengan metode ini?

Anak Taman Pendidikan Alquran (TPA) biasanya sudah bisa membaca Alquran dengan baik di usia berapa tahun? Itu saja patokannya. Kalau dia sudah pernah khatam Alquran, itu lebih bagus. Atau kalau mau pakai patokan umur, kelas 1 SMP, katakanlah, seharusnya sudah mulai belajar kaidah-kaidah sharf.

Saya dengar banyak anak-anak TPA yang tidak lagi meneruskan belajar setelah khatam Alquran. Saya berharap modul kami ini bisa menjadi alternatif pembelajaran lanjutan bagi anak-anak yang sudah memasuki Alquran. Lebih dari itu, saya berharap modul ini bisa menjadi salah satu solusi bagi siapapun yang berkeinginan untuk belajar bahasa Arab mulai dari dasar sekali.

Wallâhu A’lamu


Sedayu, Rabu, 27 Dzulhijjah 1437 H/29 September 2016 M 15.56 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar